Rabu, 12 Februari 2014

Mari membuat chocolate sendiri.

 Kue chocolate buatan sendiri... Asyik

Suka Chocolate ? Mudah membuatnya...lho
Chocolate.... tentu sudah umum kita kenal, karena biasa ditambahkan pada kue, susu, atau makanan lainnya. Kemungkinan, kita tidak menyadari bahwa membuat chocolate itu sebenarnya mudah..., mau tahu caranya ? Simak tahapan pembuatan chocolate berikut ini.
1. Pembuatan cholocale tentunya membutuhkan bahan baku, yaitu biji kakao (Theobroma cacao L).  Biji kakao kering yang disarankan sebaiknya adalah biji kakao terfermentasi karena aromanya wangi dan rasanya enak. Biji kakao yang tidak terfermentasi juga dapat digunakan meskipun rasanya lebih pahit dan tidak wangi.
2. Biji kakao terfermentasi kering digongseng pada wajan sampai aroma wanginya keluar.
3. Biji yang sudah digongseng di tumbuk sampai cangkangnya terpisah
4. Biji kakao digiling menggunakan blender atau mesin penggiling
5. Hasil gilingan biji kakao dapat dicetak menjadi chocolate lembaran murni, meses, atau langsung digunakan membuat kue chocolate.
Bahan kue chocolate : Tepung kakao, Susu, dan gula, garam sesuai dengan selera

Selamat mencoba

Sabtu, 25 Januari 2014

Pencegahan penyakit jeruk.

Petani yang  membudidaya jeruk pasti membayangkan bahwa hasil yang diperoleh akan menguntungkan. Jika tidak, tentunya dia tidak akan menginvestasikan modalnya untuk membeli bibit jeruk, mengolah lahan, membeli pupuk dan sebagainya.
Sebagai manejer, petani juga tahu bahwa jeruk yang dibudidayakannya dapat diganggu oleh berbagai kuman meskipun mereka sering tidak mengetahui nama patogennya. Petani juga tahu pohon jeruk yang sakit dapat mati, meranggas, atau buahnya kecil dan masam. Petani juga tahu bahwa, penyakit umumnya tampak
setelah tanamannya tumbuh di kebun. Yang jelas, tidak ada petani yang mengharapkan pohon jeruk yang ditanamnya seperti foto yang disajikan. Pertanyaannya, mengapa ada foto seperti itu ? Apakah tanaman jeruk yang merana seperti foto tersebut dapat dihindarkan?
Secara  umum penulis jumpai, petani sering tidak menyadari bahwa pengendalian penyakit tumbuhan yang paling mudah dilakukan adalah melakukan tindak pencegahan. Yang biasa penulis dengar adalah obat atau pestisida apa yang dapat mengatasi gangguan penyakit yang dialami tanamannya.
Tindak pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Menggunakan bibit yang bersertifikat dan dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Sosialisai dan pengawasan benih bersertifikasi masih harus diperketat sehingga masyarakat petani tidak dirugikan.Aturan yang sudah ada harus diawasi.
2. Patogen yang bersifat tular tanah umumnya dapat bertahan hidup lama di dalam tanah. Dengan demikian, petani harus mempelajari sejarah lahan yang hendak digunakan sebagai lahan pertanaman jeruk.
3. Pada saat tanam, petani sering memberikan kompos. Disarankan agar kompos yang diberikan benar-benar telah terfermentasi sempurna. Secara umum, kompos dapat mengandung berbagai mikroorganisme baik yang berguna maupun merugikan. Secara umum mikroorganisme merugikan telah berkurang populasinya pada saat fermentasi.
4. Disarankan agar jika hendak memanfaatkan bagian lahan yang masih kosong untuk tanaman lain, jarak tanamnya tidak terlalu rapat dengan jeruk. Ada kemungkinan akar jeruk menjadi rusak dan menjadi tempat masuknya patogen.
 5. Secara umum, memang pestisida yang dapat mengatasi penyakit tumbuhan telah tersedia, namun sayangnya pengalaman penulis mengungkapkan penggunaan tindakan kuratif sering sangat mahal dan kurang efektif mengatasi perkembangan patogen yang sudah menimbulkan kerusakan seperti pada foto.

Pustaka : Meliala, C. 2009. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. UGM Press. 315p.


Rabu, 08 Januari 2014

Verticultur di Halaman Rumah

Hobby berkebun atau membudidayakan tanaman masih dapat dilakukan di halaman rumah. Hobby tersebut dapat menjadi bahan untuk dapur dan menyenangkan. Tanaman yang dipilih sebaiknya  berukuran kecil, sedangkan yang berukuran besar dapat ditempatkan di tempat yang sesuai. Teknik verticultur dapat digunakan untuk memaksimalkan ruang yang tersedia.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem verticultur antara lain adalah bambu, pot berukuran sedang, botol bekas air mineral, tanah atau kompos.
Persiapan membuat vertikultur cukup baik sebagai olah raga, potong bambu, menggali, lubang, dan menancapkan tiang pada tempatnya cukup baik untuk menguras keringat. Semai ditanam pada botol bekas air mineral, selanjutnya bibit dipindahkan ke pot yang telah disiapkan.
Sambil menunggu tanaman dapat dipetik (panen), pekerjaan yang harus dilakukan adalah menyiram tanaman secara teratur setiap hari. Penyiraman tanaman dapat diganti dengan membuat sistem irigasi buatan, tetapi warna hijau daun atau warna lain dari bunga pasti akan menyegarkan mata. Interaksi kita dengan tanaman tersebut dapat menjadi saluran pengalihan tekanan dari pekerjaan sehari-hari. Harapannya adalah agar pikiran kita menjadi tenang dan dapat mengoptimalkan daya pikir positif.
Saat panen tiba, (pada contoh daun petsay yang disajikan) kita memiliki dua pilihan, mencabut tanamannya ata memetik satu atau dua daun dari masing-masing tanaman. Untuk keluarga kecil saya, urusan sayur cukup ambil di taman eh kebun ....Ada yang tertarik ?

Minggu, 22 Desember 2013

Air buangan kamar mandi sebagai pupuk, mungkinkah ?

Air limbah kamar mandi di kota biasanya dibuang ke saluran yang sudah terhubung ke penampungan akhir. Berbeda dengan di kota, di kampung seperti tempat saya tinggal, air buangan kamar mandi harus disalurkan ke kolam yang dibuat sendiri. Saya membuat sebuah kolam penampungan limbah kamar mandi di halaman belakang rumah dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 100 cm dan kedalaman 100 cm. Air limbah tersebut ternyata sewaktu-waktu harus dikuras juga. Akibat masalah yang dihadapi, saya menanam satu pohon pisang jenis Cavendish yang diperbanyak via tissue culture asal Honduras. Pisang tersebut ditanam di sudut  halaman belakang rumah. Pupuknya hanya menggunakan limbah buangan kamar mandi. Hasilnya, tanaman pisang tumbuh subur sehingga tetangga sering bertanya pupuk yang digunakan. Mereka tidak percaya pernyataan saya bahwa pisang tsb dipupuk dengan limbah kamar mandi. Saat tandan buah mekar, ternyata dapat mencapai 11 sisir dengan kelas utama 4-5 sisir, normal 4 sisir dan kecil 2-3 sisir.  Rasa buah pisangnya... hmm, enak tenan... tidak membawa aroma kamar mandi hehehe. Andaikata masyarakat di kampung memanfaatkan pupuk hasil limbah kamar mandi sehingga tidak tampak kumuh dan becek... Adakah yang tertarik? 

Senin, 11 November 2013

Penyakit layu cabe

Harapan memperoleh hasil panen cabe yang melimpah ternyata tidak menjadi kenyataan. Daun tanaman tiba-tiba menjadi layu, berwarna kusam atau menguning, dan akhirnya mengering. Batang yang dekat dengan permukaan tanah berwarna cokelat dan kadang-kadang tampak lembab. Jika batang dibelah, tampak pewarnaan pada bagian tengah, dan akar tampak membusuk.
Penyakit layu cabe dapat disebabkan oleh beberapa patogen, terutama Fusarium oxysporum dan Phytophthora capsici. Kedua patogen tersebut dapat menimbulkan kerusakan yang parah terutama kondisi lingkungan mendukung perkembangannya.
Pengelolaan yang dapat dilakukan :
1. Pengolahan lahan harus dilakukan secara baik, dan pada saat pengolahan lahan perlu ditambahkan bahan organik yang telah difermentasikan dengan sempurna.
2. Rotasi tanaman dengan komoditas lainnya seperti kacang atau padi dapat dilakukan dengan memperhatikan waktu rotasi.
3. Pemberian agen biologi seperti Glomus, Trichoderma, atau bakteri Pseudomonas fluorescens dianjurkan diberikan di persemaian dan dapat di ulang di lahan.
4. Penggunaan pestisida umumnya hanya bermanfaat jika penyakit belum mencapai 5 persen.
    Daftar bacaan :
Meliala, C. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. UGM Press. 2009.



Jumat, 18 Oktober 2013

Penyakit antraknosa pada cabai dan pengelolaannya

Antraknosa pada cabai ditandai dengan  adanya bercak berwarna coklat kehitaman pada daun. Pada bercak sering tampak gambaran seperti cincin yang tampak lebih terang.  Bercak yang dewasa menunjukkan pust bercak berwarna putih dengan Daun yang menguning dapat gugur. Gejala pada buah juga mirip dengan yang terjadi pada daun. Infeksi yang parah menyebabkan buah menjadi gugur atau mengering.
Penyakit antraknosa disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides atau Colletotrichum capsici. Penyakit mudah menular dari daun ke buah karena spora patogen berkembang cepat pada masa penghujan.

Pengelolaan
  1. Upayakan waktu rotasi tanam yang cukup dengan padi atau jagung.
  2. Pilih varietas tahan. Secara umum cabai besar lebih rentan (mudah terinfeksi) dibandingkan cabai keriting. Namun antar varietas juga terdapat perbedaan ketahanan.
  3. Upayakan memetik daun yang terinfeksi dan mengumpulkannya dan membakarnya sebelum infeksi pada buah terjadi.
  4. Perhatikan kesehatan tanaman dengan pemberian pupuk yang seimbang.
  5. Mulsa plastik dapat mencegah penyebaran spora patogen dari tanah dan mengurangi infeksi pada daun.
  6. Jika hendak menggunakan pestisida, pilih pestisida bersifat kontak dan aplikasi dilakukan sebelum gejala penyakit yang tampak pada daun melampaui 5 persen.


Rabu, 11 September 2013

IRONI PERTANIAN NEGERIKU

Indonesia telah berkembang dari agraris ke industri dan ditandai dengan keberadaannya dalam kelompok G20. Pergeseran tersebut juga tampak dari berkurangnya minat kerja di sektor pertanian. Berkurangnya minat kerja sektor pertanian dapat dilihat dari asal pekerja migran di kota besar atau yang pergi ke luar negeri. Pekerja bermigrasi mungkin karena pekerjaan rumahan di kota atau di luar negeri lebih jelas hasilnya secara ekonomi. Bukti kedua adalah penurunan minat mahasiswa memasuki Fakultas Pertanian yang mendorong beberapa program studi  harus digabungkan menjadi satu. 
Minat kerja sektor pertanian menurun disebabkan antara lain oleh karena: 1) lapangan kerja sektor pertanian tidak menarik dibandingkan dengan sektor lainnya, 2) agroindustri yang berkembang hanya perkebunan besar, industri sektor pertanian lainnyaseperti industri benih dan industri jasa belum banyak berkembang. Akibatnya lapangan kerja bagi para alumni Fakultas Pertanian relatif sempit, 3) perhatian pada sektor pertanian yang rendah.
Salah satu penyebab pekerjaan sektor pertanian kurang diminati adalah karena pekerjaan di sektor ini bersifat fluktuatif dan membutuhkan pekerja musiman. Pekerja musiman harus mencari alternatif kerja lainnya. Agroindustri yang belum banyak tersedia menyebabkan kebutuhan kerja pada sektor ini juga sedikit. Hal ini menjadi membuat calon mahasiswa kurang berminat memasuki Fakultas Pertanian. 
Pengembangan sektor pertanian membutuhkan investasi yang besar dalam hal infrastruktur pendukung seperti jalan raya dan sistim irigasi karena kawasan pertanian umumnya jauh dari pusat kota. Ketiga faktor yang diungkapkan di muka memberi andil  terhadap kehebohan melambungnya harga beberapa komoditas pertanian. Harga daging, bawang merah, bawang putih, dan cabe melambung tinggi menjelang lebaran lalu. Sekarang, giliran kedelai yang melompat Rp. 2000,. per kilo yang mendorong produsen tahu dan tempe mogok dan berdemonstrasi. 
Lonjakan harga komoditas pertanian menimbulkan tudingan : "Itu permainan kartel! Mungkin tudingan itu benar, sebab lonjakan harga hanya terjadi di negeri ini. Lonjakan harga di negeri tetangga tidak diberitakan, malah menjadi asal barang selundupan. Inilah ironi di negeri gemah ripah loh jinawi. Ibu rumah tangga pusing mengatur keuangan keluarga, produsen tahu dan tempe turun ke jalan. Yang jelas, keluhan tidak pernah menyelesaikan persoalan. Solusi yang tersedia adalah bangkit dan memberi perhatian pada sektor pertanian. Dengan perhatian yang diberikan, kehebohan seperti ini tidak berulang kembali di masa yang akan datang. Mungkin kita perlu melihat sejarah tentang orang Belanda yang berani datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah. Mereka tidak mengeluhkan infrastruktur yang ada, tetapi mereka membangu infrastruktur yang dibutuhkan seperti rel kereta api, jalan raya, irigasi, dan lain-lainnya. Untuk distribusi barang, mereka menginformasikan jadwal kedatangan kapal yang akan mengangkut komoditas sampai ke pedalaman. Sejarah yang baik tersebut perlu kita contoh untuk membangun sentra produksi.
Pembenahan sektor pertanian yang telah dicontohkan oleh Belanda tersebut perlu dilaksanakan agar kita tidak lagi heboh. Petani siap menyediakan semua komoditas pertanian yang dibutuhkan asalkan  mereka diberi bimbingan pengetahuan, dana, dan fasilitas (infrastruktur) tersedia. Jika mereka dibiarkan berjuang sendiri, kita pun ikut menanggungnya dalam bentuk barang tidak tersedia dan harganya melompat diluar perkiraan kita. Mengikuti semboyan penikmat sepak bola, ayo berseru:" Indonesia Bisa! Maka, petanipun akan menyambutnya: "Siap! Harapan kita, ironi negeri pertanian pun berubah menjadi sukses negara industri pertanian.