Sabtu, 25 Januari 2014

Pencegahan penyakit jeruk.

Petani yang  membudidaya jeruk pasti membayangkan bahwa hasil yang diperoleh akan menguntungkan. Jika tidak, tentunya dia tidak akan menginvestasikan modalnya untuk membeli bibit jeruk, mengolah lahan, membeli pupuk dan sebagainya.
Sebagai manejer, petani juga tahu bahwa jeruk yang dibudidayakannya dapat diganggu oleh berbagai kuman meskipun mereka sering tidak mengetahui nama patogennya. Petani juga tahu pohon jeruk yang sakit dapat mati, meranggas, atau buahnya kecil dan masam. Petani juga tahu bahwa, penyakit umumnya tampak
setelah tanamannya tumbuh di kebun. Yang jelas, tidak ada petani yang mengharapkan pohon jeruk yang ditanamnya seperti foto yang disajikan. Pertanyaannya, mengapa ada foto seperti itu ? Apakah tanaman jeruk yang merana seperti foto tersebut dapat dihindarkan?
Secara  umum penulis jumpai, petani sering tidak menyadari bahwa pengendalian penyakit tumbuhan yang paling mudah dilakukan adalah melakukan tindak pencegahan. Yang biasa penulis dengar adalah obat atau pestisida apa yang dapat mengatasi gangguan penyakit yang dialami tanamannya.
Tindak pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Menggunakan bibit yang bersertifikat dan dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Sosialisai dan pengawasan benih bersertifikasi masih harus diperketat sehingga masyarakat petani tidak dirugikan.Aturan yang sudah ada harus diawasi.
2. Patogen yang bersifat tular tanah umumnya dapat bertahan hidup lama di dalam tanah. Dengan demikian, petani harus mempelajari sejarah lahan yang hendak digunakan sebagai lahan pertanaman jeruk.
3. Pada saat tanam, petani sering memberikan kompos. Disarankan agar kompos yang diberikan benar-benar telah terfermentasi sempurna. Secara umum, kompos dapat mengandung berbagai mikroorganisme baik yang berguna maupun merugikan. Secara umum mikroorganisme merugikan telah berkurang populasinya pada saat fermentasi.
4. Disarankan agar jika hendak memanfaatkan bagian lahan yang masih kosong untuk tanaman lain, jarak tanamnya tidak terlalu rapat dengan jeruk. Ada kemungkinan akar jeruk menjadi rusak dan menjadi tempat masuknya patogen.
 5. Secara umum, memang pestisida yang dapat mengatasi penyakit tumbuhan telah tersedia, namun sayangnya pengalaman penulis mengungkapkan penggunaan tindakan kuratif sering sangat mahal dan kurang efektif mengatasi perkembangan patogen yang sudah menimbulkan kerusakan seperti pada foto.

Pustaka : Meliala, C. 2009. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. UGM Press. 315p.


Rabu, 08 Januari 2014

Verticultur di Halaman Rumah

Hobby berkebun atau membudidayakan tanaman masih dapat dilakukan di halaman rumah. Hobby tersebut dapat menjadi bahan untuk dapur dan menyenangkan. Tanaman yang dipilih sebaiknya  berukuran kecil, sedangkan yang berukuran besar dapat ditempatkan di tempat yang sesuai. Teknik verticultur dapat digunakan untuk memaksimalkan ruang yang tersedia.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem verticultur antara lain adalah bambu, pot berukuran sedang, botol bekas air mineral, tanah atau kompos.
Persiapan membuat vertikultur cukup baik sebagai olah raga, potong bambu, menggali, lubang, dan menancapkan tiang pada tempatnya cukup baik untuk menguras keringat. Semai ditanam pada botol bekas air mineral, selanjutnya bibit dipindahkan ke pot yang telah disiapkan.
Sambil menunggu tanaman dapat dipetik (panen), pekerjaan yang harus dilakukan adalah menyiram tanaman secara teratur setiap hari. Penyiraman tanaman dapat diganti dengan membuat sistem irigasi buatan, tetapi warna hijau daun atau warna lain dari bunga pasti akan menyegarkan mata. Interaksi kita dengan tanaman tersebut dapat menjadi saluran pengalihan tekanan dari pekerjaan sehari-hari. Harapannya adalah agar pikiran kita menjadi tenang dan dapat mengoptimalkan daya pikir positif.
Saat panen tiba, (pada contoh daun petsay yang disajikan) kita memiliki dua pilihan, mencabut tanamannya ata memetik satu atau dua daun dari masing-masing tanaman. Untuk keluarga kecil saya, urusan sayur cukup ambil di taman eh kebun ....Ada yang tertarik ?